Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2025

Babak Yang Tak Pernah Kuinginkan

  Aku duduk di ujung ruangan gelap, hanya cahaya dari layar komputer jinjingku yang sedikit mengusir pekat. Ini tempat favoritku, ya, aku menyebutnya kamar. Ruangan ini sempit, sunyi, dan di sinilah aku merasa paling aman, meskipun terkadang kesunyian itu juga terasa menghimpit. Dengan tangan yang gemetar, aku membuka komputer jinjingku. Rasanya ingin mencoba menulis, entah apa yang ada di pikiranku saat itu. Kepalaku seperti arena perdebatan yang tak kunjung usai, suara-suara bertabrakan, bertanya tanpa ada jawaban yang memuaskan.  Aku kebingungan. Sebenarnya, apa yang terjadi? "Apa salahku? Apa yang sebenarnya sedang berlangsung?" Aku mengusap bulir-bulir air yang menggenang di ujung mataku. Dinding di belakangku menjadi sandaran, sementara selimut di bahuku seolah memelukku, menenangkan tubuh yang bergetar. Namun, di tengah kekacauan pikiranku, sesuatu tiba-tiba terasa berbeda. Firasat itu datang begitu saja, menyelusup di sela keheningan. Seolah semua jawaban yang kucari ...

Sepenggal Dendam

  haii kenalin, aku si anak tengah yang kalo kata keluarga aku sendiri, yang bener bener aku anggep rumah, aku adalah "si trouble maker" HAHAHA nyakitin ya? (banget) umur aku 22 tahun, hampir 23 selama ini aku gapernah cerita apapun, ke siapapun, tentang apa yang aku rasain dirumah karna aku anaknya mendem banget jadi hari ini aku nyoba buat ngetik dah share tentang apa yang aku alamin mungkin agak random dan ga berurutan, intinya biar aku lega aja ... aku emang hidup di tengah tengah keluarga cemara, tapi dari kecil, aku tumbuh emang kurang bgt waktu dari orangtua aku karna mereka kerja, tapi dari sd sampe sekarang emang udah mulai byk waktu kok buat aku banyak yg bilang jadi anak tengah tu berat, iyaa aku ngerasain banget, harus ngalah sm bungsu, dan nurut sama si sulung aku gatau ini salah apa bener, kayanya salah emang jujur selama apa yg aku rasain di rumah ini, aku banyak dendam nya kalo kata psikolog kenapa iti terjadi? karna emang aku tipe yang mendem dan gaberani bua...

entahlah

  A ku pernah percaya bahwa jarak bukanlah  penghalang,bahwa hati yang saling mencinta akan selalu bertahan. Kita menggenggam janji dalam genggaman kata,berharap waktu dan ruang takkan mampu memisahkan.Namun, perlahan rindu berubah menjadi duka,percakapan yang dulu hangat kini hanya sunyi belaka,dan aku mulai bertanya, adakah kita masih sama? R intik hujan menari di jendela, mengiringi sepi yang tak tertahankan. Aku menunggu suaramu, seperti biasa, namun dering itu tak lagi berbunyi sesering dulu. Kita sibuk dengan dunia masing-masing, menjadi asing di antara kenangan yang dulu begitu nyata. Apakah jarak ini yang mengubah kita, atau memang kita hanya berusaha melawan sesuatu yang tak bisa kita menangkan? J auh darimu dulu hanya berarti hitungan hari, tetapi kini rasanya seperti selamanya. Aku mencoba mengisi kekosongan dengan kata-kata, tetapi layar tak lagi cukup untuk menyampaikan rindu. Aku ingin mendekapmu, memastikan bahwa kita masih sama, namun kenyataan ber...