Narasi-Sebuah Raga Remuk
Telah kusinggahi kesedihan, lalu tenggelam dalam ruam sakit yang menghuni raga. Kutemukan sosok diriku meringkuk, apa yang dipeluk? Kurasa sebuah raga remuk yang di hatinya terdapat luka tusuk.
Padahal matanya berbinar hanya karena diberi harapan, namun hatinya di penuhi memar, karena sekali lagi memilih percaya dan bertahan. Sungguh, lukanya melebar, hingga kuat menjadi akar.
Lihat saja, senyuman getir di kaca tempat tidurnya berhasil membaca isi hati. Dari getaran jemari hingga helaan napas yang terlucuti. Bulir bening menggenang kembali. Manusia ini lagi- lagi meminta pergi, menyudahi hidup yang tak lagi memiliki arti.
karya: Nurul Wulan Suci
Komentar
Posting Komentar